Jumat, 16 Desember 2011

peranan FKIP UNMA BANTEN Kampus Malingping dalam mencetak guru professional


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar  belakang

Menghadapi era globalisasi yang mengandung arti suatu proses perubahan antara negara, antar bangsa, antar budaya, tanpa mengenal batas geososial politik atau geonasional ideologis. Globalisasi ini terjadi tidak hanya dalam bidang teknologi dan science saja, tapi juga dalam bidang ekonomi, social dan politik yang terjadi sebagai suatau proses dunia yang tidak mungkin terelakan. Untuk menjaga dan memelihara human survival, globalisasi ini harus dikendalikan dan di manfaatkan. Manusia adalah yang menciptakan globalisasi, maka manusia jugalah yang harus mengendalikannya.
Untuk dapat mengendalikan globalisasi, manusia harus mampu membangun manusia yang unggul dalam mengendalikannya. Tidak hanya mengendalikannya, tapi harus mampu menguasaianya agar dapat memanfaatkan dan mengembangkannya untuk kepantingan kehidupan manusia. Peran pendidikan dalam membangun manusia adalah mutlak, bila manusia itu sendiri tidak ingin dilanda oleh globalisasi.
Pendidikan adalah sesuatu yang universal dan berlangsung secara terus menerus dalam upaya memanusiakan manusia. Pendidikan nasional yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan Pancasila serta UUD 1945 diarahkan untuk meningkatkan kecerdasan serta harkat dan martabat bangsa, mewujudkan  manusia serta masyarakat Indonesia yang beriman  dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkualitas serta mandiri sehingga mampu membangun dirinya sendiri dan masyarakat sekelilingnya serta dapat memenuhi kebutuhan pembangunan nasional dan bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
 Pendidikan tersebut diselenggarakan sesuai dengan pandangan hidup dan latar social     kebudayaan setiap masyarakat tertentu khususnya masyarakat di wilayah Banten. Pendidikan tidak berdiri sendiri, masalah pendidikan sering muncul dengan berbagai kendala yang kompleks, karena pendidikan mempersiapkan peserta didik sebagai anggota masyarakat yang mampu menjawab tantangan di era globalisasi.
Dalam menjawab tantangan tersebut, FKIP UNMA BANTEN Kelas Malingping telah menyelenggarakan pendidikan yang didasarkan kepada terwujudnya masyarakat akademik dan terciptanya tenaga pendidik yang bertakwa, berkualitas, menguasai ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. FKIP UNMA BANTEN Kelas Malingping merupakan lembaga pendidikan formal yang menciptakan calon-calon guru yang dapat menjadi tenaga pendidik yang meberikan kontribusi terhadap proses pembangunan masyarakat Banten khususnya dan bangsa Indonesia umumnya, dalam memprkuat landasan spiritual, moral dan etika pembangunan bangsa dalam bingkai keanekaragaman budaya

  1. Rumusan  Masalah

1.      Seperti apakah FKIP UNMA BANTEN Kampus Malingping?
2.      Bagaimanakah guru professional?
3.      Bagaimana peranan FKIP UNMA BANTEN Kampus Malingping dalam menciptakan seorang Guru Propesional?

  1. Tujuan
Pembuatan makalah ini selain untuk memenuhi tugas mata kuliah menulis sebagai tugas akhir semester V program studi Diksastrasiada, juga untuk menunjukan sejauh apa peranan FKIP UNMA BANTEN Kampus Malingping dalam mencetak guru professional sebagai turut serta dalam pembangunan daerah dalam bidang pendidikan.




BAB II
PEMBAHASAN


A.    FKIP UNMA BANTEN  Kampus Malingping
Universitas Mathla’ul Anwar (UNMA) merupakan manisfestasi dari misi organisasi Mathla’ul Anwar dalam bidang pendidikan. Organisasi ini memiliki sejarah panjang dalam peran serta di bidang pendidikan tingkat dasar dan menengah, sejak awal pendiriannya hampir seabad yang lalu.
Tahun 1988 Pengurus Besar Mathl’ul Anwar, mendirikan Perguruan Tinggi Mathl’ul Anwar (PERTIMA) yang berubah menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Agama Islam (STAI-MA) pada tahun 1994. Pada tahun 1995 berdiri Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Mathla’ul Anwar (STIE-MA) yang diikuti dengan berdirinya Sekolah Tinggi Ilmu Hukum dan Sekolah Tinggi Ilmu Kegururan dan Ilmu Pendidikan pada tahun 1998, semuannya berada dibawah bendera Mathla’ul Anwar. Setahun kemudian berdiri pula Akademi Manajemen dan Informatika.
Pada tanggal 1 Januari 2000 empat sekolah tinggi dan satu akademi tersebut dengan beberapa tambahan program studi, diintegrasikan menjadai sebuah universitas dengan nama Universitas Mathla’ul Anwar (UNMA) BANTEN. Sekolah tinggi yang ada berubah bentuk menjadi fakultas-fakultas. Universitas Mathla’ul Anwar mendapat pengukuhan dari Departemen Pendidikan Nasional pada Agustus 2001 dengan SK Nomor : 115/D/O/2001.
UNMA BANTEN kini mengelola 23 Program Studi bidang eksak dan social yang tersebar dibawah 11 fakultas yang telah memiliki legalitas dengan jumlah mahasiswa kurang lebih 7000 orang.
FKIP UNMA BANTEN Kampus Malingping merupakan kelas jauh dari UNMA BANTEN. berdiri sejak tahun 2003 Awal pendiriannya dilatar belakangi oleh banyaknya lulusan SLTA di wilayah Banten Selatan (Malingping dan sekitarnya) yang tidak dapat melanjutkan pendidikannya ke jenjang lebih tinggi karena begitu jauhnya jarak perguruan tinggi dari wilayah Malingping dan sekitarnya, sementara rata-rata tingkat ekonominya sangat rendah. Ini akan berpengaruh kepada sulitnya potensi-potensi yang ada di daerah untuk berkembang, sedangkan kebutuhan akan sumber daya manusia yang unggul semakin mendesak.
Melihat masalah tersebut, maka dengan berbekal 2 program studi yaitu Matematika  dan DII PGSD/MI dan berkantor di Kompleks Perguruan Mathla’ul Anwar (MA), dengan semangat tinggi serta kerja professional, pengurus pergururan Mathla’ul Anwar menunjuk Drs. H. Aan Sukarta sebagai coordinator dan Udin Sahrudin, A.Md. Kom sebagai staf keuangan. Dua tahun kemudian Prodi Diksastrasiada didirikan dan mulai menerima mahasiswa baru yang diawali dengan pelimpahan lulusan program D II PGSD/MI yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang S-1. Kemudian  pada tahun 2006 Prodi Pendidikan Bahasa Inggris menyusul didirikan dan menerima mahasaiswa baru. Status FKIP UNMA Kampus Malingping yang semula kelas jauh, ditingkatkan menjadi kelas paralel hingga kini.
Pada tahun 2008 perubahan pengelolaan FKIP UNMA Kampus Malingping dirubah, perubahan tersebut diawali dengan kosongnya posisi koordinator karena Drs. H. Aan Sukarta meninggal dunia. Dengan pertimbangan efektivits monitoring dan pengawasan UNMA BANTEN terhadap FKIP UNMA Kampus Malingping, maka Dekan FKIP BANTEN menunjuk Mulyadi, S.Ag, Msi sebagai koordinator. Selanjutnya koordinator mengangkat Muh. ISto, S.Pd sebagai staff Bidang Akademik dan Kemahasiswaan dan Udin Sahrudin, A.Md.Kom sebagai Staf Bidang Umum dan Keuangan hingga sekarang.
FKIP UNMA Kampus Malingping bermitrakan dengan jajaran Pengurus Perguruan Mathla’ul Anwar, Pimpinan Cabang Mathla’ul Anwar kecamatan Malingping, lembaga-lembaga pendidikan dan lembaga pemerintahan daam rangka meningkatkan pengelolaan dan pelayanan pendidikan kepada segenap civitas akademika khususnya dan pemberdayaan masyarakat pada umumnya.
Kini, dengan jumlah mahasiswa sekitar 400 orang dan 36 orang dosen, FKIP UNMA BANTEN Kampus Malingping yang beralamat di Jl. Raya Bayah KM.00 Cikeusik, Malingping terus melangkah untuk menjawab tantangan global.


B.      Guru Profesional dalam Pendidikan
Semua orang yakin bahwa sosok guru memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pendidikan. Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional secara optimal. Minat, bakat, kemampuan, dan potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta didik  tidak akan berkembang secara optimal tanpa ada sentuhan seorang guru. Dalam kaitan ini guru perlu memperhatikan peserta didik secara individual, karena antara satu peserta didik dengan  lainnya  memiliki perbedaan yang sangat mendasar. Seorang guru bertuindak layaknya seorang pelayan bagi peserta didik. Guru pulalah yang memberi dorongan agar peserta didik berani berbuat benar, dan membiasakan mereka untuk bertanggung jawab terhadap setiap perbuatannya, disini seorang guru dituntut kesabaran, kreatifitas dan profesionalismenya.
Memahami dari uraian diatas, betapa besarnya peran seorang guru dalam membentu pertumbuhan dan perkembangan para peserta didik. Merak memiliki andil dalam membentuk kepribadian peserta didik guna menyiapkan dan mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM), serta mensejahterakan rakyat demi kemajuan bangsa dan negara.
Seorang guru harus mampu berpacu dalam pembelajaran, dengan memberikan kemudahan belajar bagi seluruh peserta didik, agar mereka dapat mengembangkan potensinya secara optimal. Dalam hal ini seorang guru harus kreatif, professional, dan menyenangkan dengan memposisikan diri sebagai :

1.    Orang tua yang penuh kasih sayang bagi pesertas didik.
2.    Teman, tempat mengadu, dan mengutarakan perasaan bagi peserta didik.
3.    Fasilitator yang siap memberikan kemudahan, dan meleyani peserta didik sesuai minat, kemampuan, dan bakatnya.
4.    Memberikan sumbangan pemikiran kepada orang tua untuk dapat mengetahui permasalahan yang dihadapi peserta didik dan memberikan saran pemecahannya.
5.    Memupuk rasa percaya diri, berani dan bertanggung jawab kepada peserta didik.
6.    Membiasakan peserta didik untuk saling berhubungan (bersilaturahmi) secara wajar.
7.    Mengembangkan proses sosialisasi yang wajar antar peserta didik, orang lain, dan lingkungan.
8.    Mengembangkan kreatifitas peserta didik.
9.    Menjadi pembantu ketika diperlukan.

Untuk memenuhi tuntutan diatas, guru harus mampu memaknai pembelajaran, serta menjadikan pembelajaran sebagai ajang pembentukan kompetensi dan perbaikan kualitas pribadi peserta didik. Untuk kepentingan tersebut, dengan memerhatikan kajian Pullias dan Young (1988), Manan (1990), serta Yelon and Weinstein (1997), dapat diidentifikasikan sedikitnya 19 peran guru, yakni :

1.              Guru sebagai Pendidik.
Guru adalah pendidik yang menjadi tokoh, panutan, suri teladan bagi pesrta didik dan lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, seorang guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri, dan disiplin. Berkaitan dengan tanggung jawab, seorang guru harus memahami nilai norma moral dan social serta berusaha berperilaku  dan berbuat sesuia dengan nilai dan norma tersebut. Guru harus bertanggung jawab terhadap segala tindakannya dalam pembelajaran disekolah, dan dalam kehidupan bermasyarakat.

2.              Guru sebagai Pengajar.
Sejak adanya kehidupan, sejak itu pula guru telah melaksanakan pembelajaran, dan memang hal tersebut merupakan tugas utama yang merupakan tanggung jawabnya. Guru membantu peserta didik yang sedang berkembang  untuk mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya, membentuk kompetensi dan memahami materi standar yang dipelajari.

3.              Guru sebagai Pembimbing.
Guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan (journey). Dalam hal ini istilah perjalanan tidak menyangkut fisik tetapi juga perjalanan mental, emosional, kreatifitas, moral, dan spiritual yang lebih dalam dan komppleks. Sebagai pembimbing, guru harus merumuskan tujuan secara jelas, menetapkan waktu perjalanan, menetapkan jalan yang harus ditempuh, menggunakan petunjuk perjalanan,  serta menilai kelancarannya sesuai kebutuhan dan kemampuan peserta didik.

4.              Guru sebagai Pelatih.
Proses pendidikan dan pelajaran memerlukan latihan keterampilan, baik intelektual maupun motorik, sehingga menuntut guru untuk bertindak sebagai pelatih.

5.              Guru sebagai Penasehat.
Guru adalah seorang penasehat bagi peserta didik, bahkan bagi orang tua, meskipun mereka tidak memiliki latihan khusus sebagai penasehat dan dalam beberapa hal tidak dapat berharap untuk menasehati orang.

6.              Guru sebagai Pembaharu.
Guru menerjemahkan pengalaman yang telah lalu kedalam kehidupan yang bermakna bagi peserta didik.

7.              Guru sebagai Model dan Teladan.
Guru merupakan model atau teladan bagi para peserta didik dan merupakan panutan bagi lingkungannya.

8.              Guru sebagai Pribadi.
Sebagai individu yang berkecimpung dalam pendidikan, guru harus memiliki kepribadian yang mencerminkan seorang pendidik. Tuntutan akan kepribadian sebagai pendidik kadang dirasakan lebih berat disbanding profesi yang lain.

9.              Guru sebagai Peneliti.
Pembelajaran merupakan seni, yang dalam pelaksanaannya memerlukan penyesuaian-penyesuaian dengan kondisi lingkungan. Untuk itu diperlukan berbagai penelitian, yang didalamnya melibatkan guru. Oleh karena itu,guru merupakan seorang pencari dan peneliti.

10.          Guru sebagai Pendorong Kreativitas.
Kreativitas merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran, dan guru dituntut untuk mendemonstrasikan dan menunjukan proses kreativitas tersebut.

11.          Guru sebagai Pembangkit Pandangan.
Guru dituntut untuk memberikan dan memelihara pandangan tentang keagungan kepada peserta didik, dalam mengembangkan fungsi ini, seorang guru harus terampil dalam berkomunikasi dengan peserta didik disegala umur.

12.          Guru sebagai Pekerja Rutin.
Guru bekerja dengan keterampilan, dan kebiasaan tertentu, serta kegiatan rutin yang amat diperlukan dan seringkali memberatkan. Jika kegiatan tersebut tidak dikerjakan dengan baik, maka bisa mengurangi atau merusak keefektifan guru pada semua peranannya.

13.          Guru sebagai Pemindah Kemah.
Hidup ini selalu berbah-ubah, dan guru merupakan seorang pemindah kemah yang suka memindahkannya dan membantu peserta didik untuk meninggalkan hal-hal lama menuju sesuatu yang paling baru yang bisa mereka hadapi.

14.          Guru sebagai Pembawa Cerita.
Guru merupakan sebagai alatuntuk menyampaikan cerita-cerita tentang kehidupan, karena cerita sangat bermanfaat bagi peserta didik, karena dalam sebuah cerita biasanya mengandung ajaran moral yang dapat dijadikan contoh oleh peserta didik.

15.          Guru sebagai Aktor.
Setiap individu memiliki banyak peran untuk dimainkan dalam kehidupan sehari-hari, sebagai actor guru harus melakukan apa yang ada dalam naskah yang telah disusun dan mempertimbangkan pesan yang akan disampaikan kepada peserta didik.

16.          Guru sebagai Emansipator.
Guru telah bertindak sebagai emancipator, ketika peserta didik yang memiliki penilaian terhadap dirinya sebagai pribadi yang kurang berharga, dan merasa telah dicampakkan orang lain atau ketika mendapat ujian yang berat selalu putus asa, kembali bangkit menjadi pribadi yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi.

17.          Guru sebagai Evaluator.
Evaluasi atau penilaian merupakan aspek pembelajaran yang paling kompleks, karena melibatkan latarbelakangdan hubungan. Guru sebagai evaluator perlu memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang memadai untuk dapat menjadi evaluator yang objektif.

18.          Guru sebagai Pengawet.
Salah satu tugas pendidikan adalah mewariskan kebudayaan dari generasi ke generasi untuk tetap mempertahankan eksistensi kebudayaan tersebut, karena nilai kebudayaan terdahulu masih bermanfaat bagi kehidupan sekarang maupun masa yang akan datang, disinilah peran seorang guru sebagai pengawet kebudayaan melalui pendidikan.

19.          Guru sebagai Kulminator.
Guru adalah orang yang mengarahkan proses belajar dari awal sampai akhir (kulminasi). Denagn rancangannya peserta didik akan melewati tahap kulminasi, suatu tahap yang memungkinkan peserta didik mengetahui kemajuan belajarnya.


C.    Peranan FKIP UNMA BANTEN Kampus Malingping dalam menciptakan seorang Guru Propesional.
Semanjak berdirinya, FKIP UNMA Kampus Malingping memiliki peran yang sangat penting bagi pembangunan daerah Banten Selatan, khususnya dalam bidang pendidikan. Pada awalnya pendidikan diwilayah Banten Selatan khususnya daerah Malingping dan sekitarnya  sangat rendah, hal ini diakibatkan oleh rendahnya perekonomian masyarakat dan kurangnya sumber daya manusia untuk mengelola pendidikan keadaan tersebut diperparah oleh rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pendidikan.  Dengan didirikannya FKIP UNMA Kampus Malingping yang memberikan pelayanan pendidikan  bagi calon guru dengan biaya yang relative terjangkau oleh masyarakat, sehingga lahirlah potensi-potensi yang siap mengelola dan memajukan pendidikan diwilayah Banten Selatan.
Peranan FKIP UNMA BANTEN Kampus Malingping dalam pendidikan khususnya di wilayah Banten Selatan  adalah dengan mencetak calon-calon guru yang propesional yang memahami tujuan pendidikan, ‘Kekurang pahaman pendidik terhadap tujuan pendidikan dapat mengakibatkan kesalahan dalam melaksanakan pendidikan’ (Langeveld dalam Zahara Idris, 1955). Upaya tersebut dapat dilihat dari keseriusannya untuk mengelola pendidikan sebaik-baiknya dengan visi “Menjadi lembaga pendidik tenaga kependidikan yang unggul dalam pengembangan sumber daya manusia dan pengembangan masyarakat, untuk pengembangan kualitas manusia”.
Selama menempuh pendidikan di FKIP UNMA BANTEN Kampus Malingping, mahasiswa dibina untuk menjadi calon pengemban profesi kependidikan dan non kependidikan dalam tiga program studi, letiga prodi tersenut adalah Pendidikan Matematika, Diksastrasiada, dan Pendidikan Bahasa Inggris, yang masing-masingnya sudah memiliki payung hukum dan sudah terakreditas.
Mahasiswa dibina unyuk menjadi pendidik yang professional dengan memiliki empat standar kompetensi meliputi kompetensi professional/akademik, kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial, sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Guru dan Dosen.
Meskipun di FKIP UNMA BANTEN Kampus Malingping terdapat tiga program studi yang berbeda, tetapi memiliki tekad yang sama yaitu untuk meningkatkan mutu pendidikan ditengah-tengah kendala yang melanda bangsa dengan berpijak pada empat pilar pendidikan yang dicanangkan oleh UNESCO yakni learn to know, learn to do, learn to be, dan learn to live together.










BAB III
PENUTUP

  1. Simpulan
FKIP UNMA BANTEN Kampus Malingping merupakan manisfestasi dan aset berharga bagi masyarakat Malingping yang berperan penting dalam pembangunan dibidang pendidikan. Dengan berdirinya FKIP UNMA BANTEN Kampus Malingping telah banyak tercipta sumber daya manusia yang memiliki potensi untuk mewujudkan pembangunan daerah dari keterpurukan dan ketertinggalan dalam era globalisasi.
Dalam menjawab tantangan tersebut, FKIP UNMA BANTEN Kelas Malingping telah menyelenggarakan pendidikan yang didasarkan kepada terwujudnya masyarakat akademik dan terciptanya tenaga pendidik yang bertakwa, berkualitas, menguasai ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. FKIP UNMA BANTEN Kelas Malingping merupakan lembaga pendidikan formal yang menciptakan calon-calon guru yang dapat menjadi tenaga pendidik yang meberikan kontribusi terhadap proses pembangunan masyarakat Banten khususnya dan bangsa Indonesia umumnya, dalam memprkuat landasan spiritual, moral dan etika pembangunan bangsa dalam bingkai keanekaragaman budaya

  1. Saran
Sebagai anak daerah hendaknya kita memusatkan tenaga dan pikiran untuk berperan serta dalam pembangunan daerah, wujud peran serta kita sebagai calon guru dan tenaga kependidikan adalah serius untuk mengelola pendidikan sebaik-baiknya sehingga dapat mengembangan sumber daya manusia dan mengembangan masyarakat, untuk pengembangan kualitas manusia dalam menghadapi era globalisasi.

DAFTAR PUSTAKA

Mulyadi dan Tim, 2010. FKIP UNMA BANTEN Kampus Malingping. Malinping
Mulyasa, E. 2008. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Idris, Zahra. 2003. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Gramedia.











Tidak ada komentar:

Posting Komentar