Minggu, 13 November 2011

NENEK TUA RENTA


NENEK TUA RENTA



Karya : Dedi Sopandi


Coba sejenak kita hentikan
Nafas nafsu untuk menelan tingginya
Harapan kekuasaan
Hiruplah sesaat
Angin beliung yang datang dari bintik pori
Nenek tua yang berlinang air mata
Berdoa, menunggu, dan berharap-harap cemas
Takut untuk dilupakan

Mari…mari…mari buka lebar-lebar mata kita
Siapakah nenek tua yang duduk lesu
Diatas hamparan sajadah yang lusuh dan kumel itu

Aku yakin….
Aku yakin tak seorangpun yang tak tahu
Dia adalah ibu kita, ibu pertiwi tercinta
Yang dulu tegar berteriak mengangkang
“berjuang anak-anakku, tumpahkan darah kalian ditubuhku
Sebagai wujud pengabdianmu padaku”
“putihkan tulang dan hatimu
Sebagai bukti kesetiaan cintamu”

Dia adalah sejarah
Yang dilupakan putaran waktu
Tahun demi tahun
Padahal dia adalah saksi
Atas kemenangan merahnya darah
Dan putihnya kesucian hati

Namun, kita bisa lihat hari ini dengan nurani kita
Dia bagaikan mayat hidup disela-sela kemaraunya keadilan
Tak ada yang menyentuh, dan tak ada yang tersentuh
Nurani siapa yang tak tersentuh ?

Nenek tua renta itu sudah terlalu bosan
Melambaikan tangannya dan membisikan senandung lirihnya
Karena manusia Indonesia
Telinganya sudah dibelenggu nafsu kekuasaan
Dan nurani mereka yang membeku bagai bongkahan gunung es

Padahal……….
Dia sudah isyaratkan kita
Tragedi Koja, tragedi Trisakti, tragedi Poso
Dan masih banyak kisah-kisah berdarah lain yang tak bisa dihitung jari
Yang ada disetiap sudut rumahnya
Yang sampai detik ini tak pernah tuntas

Mafia hukum, mafia pajak, mafia peradilan
Ketidak adilan disana-sini
Bagaikan sampah yang berserakan
Yang tak menemukan sapu keadilan

Apakah kita akan menunggu
Sampai nenek tua renta itu mati
Agar otak rakus manusia Indonesia
Juga ikut mati ?
Tanyakan pada nuranimu……..





Malingping 12 / 10 / 2010
HITAM

Karya : Dedi Sopandi


Hitam…..hitam…..hitam…….
Sijubah hitam memutar tinta hitam
Melukis catatan hitam
Ketukan palu di meja hitam
Merubah hukum menjadi hitam

Tikus-tikus berdasi hitam
Sembunyi dilayar hitam
Menggelar permainan hitam
Kibarkan bendera hitam
Diatas tanah yang hitam
Laksana iringan semut-semut hitam

Hitam…..hitam…..hitam…..
Politik menjadi hitam
Kepentingan menjadi hitam
Nurani menjadi hitam
Tangis jelata menjadi darah

Hitam biarlah hitam
Biarkan hati kita tetap hitam
Mari berdo’a untuk orang-orang hitam
Semoga mereka cepat-cepat diantar
Orang-orang yang berpayung hitam

Hitam….hitam…..hitam…..

Malingping, 21 / 10 / 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar